RESPONS PEMBERIAN PROBIOTIK DAN MINERAL SENG SULFAT DALAM
RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN ORGANIK, BAHAN KERING DAN PROTEIN KASAR PADA
KAMBING PE BETINA LAKTASI.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kambing
Peranakan Etawa (PE) merupakan kambing hasil persilangan antara Kambing Etawa
(asal India) dengan Kambing Kacang, Kambing ini tersebar hampir di seluruh
Indonesia (Purnomo et al., 2006). Kambing PE merupakan jenis ternak
dwiguna yaitu penghasil daging dan susu, Potensi
kambing PE sebagai penghasil susu sudah banyak dilaporkan peneliti dengan
produksi rata-rata 0,5 dan 2,2 kg/ekor/hari (Adriani, 2010).
Untuk mewujudkan
keberhasilan peternakan kambing
diperlukan manajemen yang
baik, salah satunya
adalah manajemen pakan. Pakan
yang sesuai dengan kebutuhan
merupakan hal yang
penting untuk meningkatkan produktivitas ternak.
Pemberian pakan hijauan
sebagai bahan pakan
utama tidak dapat menghasilkan produksi yang optimal, karena hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok. Oleh karena itu untuk mencapai produksi
yang tinggi diperlukan adanya perbaikan pakan dengan menambahkan bahan
pakan yang berkualitas tinggi yaitu konsentrat.
Murtidjo
(1993) menyatakan bahwa kebutuhan pakan
ternak ruminansia dipenuhi
dari hijauan segar (sebagai pakan
utama) dan konsentrat
sebagai pakan penguat. Konsentrat memegang peranan
penting karena mampu
melengkapi kekurangan nutrien yang tidak terdapat pada hijauan. Nutrisi
atau zat gizi yang ada didalam bahan pakan yang dibutuhkan kambing antara lain
karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan protein (Susilo, 2013).
Menurut Siregar (1994)
apabila ransum terdiri dari hijauan saja, maka biayanya relatif murah tetapi produksi tinggi sulit tercapai,
sedangkan pemberian ransum yang hanya terdiri dari konsentrat saja akan
memungkinkan tercapainya produksi yang tinggi tetapi biaya ransumnya relatif mahal.
Tujuan pemberian pakan konsentrat dalam pakan kambing adalah untuk meningkatkan
daya guna pakan atau menambah nilai gizi pakan, serta meningkatkan konsumsi dan
kecernaan pakan. Keuntungan lain yang diperoleh dari pemberian pakan kasar
dengan pakan penguat adalah adanya kecenderungan mikroorganisme dalam rumen
yang dapat memanfaatkan pakan konsentrat terlebih dahulu sebagai sumber energi
dan selanjutnya memanfaatkan pakan kasar yang ada (Murtidjo, 1993).
Mineral
Zn yang terdapat dalam pakan memiliki peran penting dalam meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Bahan pakan pada umumnya mengandung mineral Zn dalam
konsentrasi yang rendah berkisar antara 20 hingga 35 mg/kg bahan kering,
sedangkan kebutuhan Zn kambing PE sekitar 40 hingga 60 mg/kg bahan kering
(Scalleti et al., 2004). Mineral seng juga berperan sebagai komponen metoloenzim yang dapat
meningkatkan enzim pencernaan, metabolisme energi dan proses reproduksi
(McDowell et
al., 1983 dalam Adriani,
2013).
Probiotik merupakan mikroba hidup yang didalam tubuh
bersifat menguntungkan dimana kerja probiotik lebih banyak membantu proses
pencernaan serat kasar didalam rumen dan mengatur keseimbangan mikroba rumen
dalam saluran pencernaan, sehingga ransum menjadi lebih mudah dicerna dan
diserap ke dalam tubuh (Fuller, 1999 dalam Manin
et al., 2013). Probiotik juga
dikenal sebagai bahan aditif yang memberikan manfaat dengan meningkatnya
ketersediaan protein dan lemak bagi ternak, disamping itu probiotik juga dapat
meningkatkan vitamin B kompleks melalui fermentasi pakan serta
probiotik juga meningkatkan kekebalan (Samadi, 2002).
Kecernaan
adalah selisih anatara zat makanan yang dikonsumsi dengan yang dieksresikan
dalam feses dan dianggap terserap dalam saluran cerna. Jadi, kecernaan
merupakan pencerminan dari jumlah nutrisi dalam bahan pakan yang dapat
dimanfaatkan oleh ternak. Tinggi rendahnya kecernaan bahan pakan memberi arti
seberapa besar bahan pakan itu mengandung zat-zat makanan dalam bentuk yang
dapat dicerna dalam saluran pencernaan (Ismail, 2011). Anggorodi (2004)
menambahkan pengukuran kecernaan atau
nilai cerna suatu bahan merupakan
usaha untuk menentukan
jumlah nutrient dari suatu bahan
yang didegradasi dan diserap dalam saluran pencernaan. Daya cerna merupakan
persentase nutrient yang diserap dalam saluran pencernaan yang hasilnya akan
diketahui dengan melihat selisih, antara jumlah nutrient yang dikonsumsi dengan
jumlah nutrient yang dikeluarkan dalam feses.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui respons
pemberian probiotik dan mineral seng sulfat dalam ransum terhadap kecernaan bahan
organik, bahan kering dan protein kasar pada kambing PE betina laktasi.
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Selain
itu juga dapat menambah wawasan tentang kecernaan kambing yang diberi pakan
konsentrat dengan menambahkan Zn dan Probiotik.
Download Dokumen ini dengan klik DI SINI .....