Terus support dan dukung Blog ini teman dengan klik dibawah ini ...
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM BIOLOGI TENTANG SITOLOGI TUMBUHAN
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
SITOLOGI
JAHTERA MANALU
E10012132
C2
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011
Sitologi
Sel adalah
struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan
lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan
hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri
kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki
protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas
dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma
yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel
hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik.
Benda
ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai
hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel,
dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama,
dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa
karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan
suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan
sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya
penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum, pemeliharaan struktur (lilin)
dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan
tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga
hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali.
Pada sel
mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan
kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati
disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati
karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur
yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam
perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki
fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat
mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke
daun.
Pengetahuan tentang sel telah dimulai sejak
abad ke-17 di mana pada awalnya sel digambarkan tahun 1665 oleh seorang ilmuwan
Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop
yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang
berarti rongga/ruangan. Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya
berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang
berisi). Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman
anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian
diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti
sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting,
yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.. Sejak akhir abad
19 selama abad 20 penelitian sel berkembang amat pesat sehingga membentuk ilmu
sel yang disebut dengan Sitologi.
Secara
umum struktur sel tumbuhan terdiri atas :
1.
Protoplasma (bagian sel yang hidup)
Protoplasma merupakan suatu bagian yang terdiri
atas bahan yang kompleks dan terlindung dengan baik. Protoplasma biasa dikenal
dengan sebutan sel. Berbeda dengan benda tak hidup atau benda mati yang tidak
memiliki protoplasma. Lihat saja batu atau komputer yang tidak memiliki
protoplasma atau sel, sehingga disebut dengan benda mati.
Seorang ahli Sitologi Jerman, mengumumkan
‘Teori Protoplasma’ (1861) yang menyatakan bahwa protoplasma yang menyerupai
gelatin yang dinyatakan sebagai ‘substansia hidup’ pada tumbuh-tumbuhan dan
hewan adalah sama, dan ia menyimpulkan bahwa sel adalah suatu akumulasi dari
substansia hidup atau protoplasma yang mempunyai batas-batas tertentu dan
mempunyai suatu membran sel dan nukleus, atau dengan perkataan lain sel adalah
suatu massa protoplasma bernukleus yang merupakan satuan fisiologis dan
morfologis.
Download Dokumen ini dengan klik DISINI ....