LAPORAN_PRAKTIKUM_ILMU_TERNAK_UNGGAS UNJA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................... i
HALAMAN
PENGESAHAN...................................................................................... ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR
TABEL...................................................................................................... iv
DAFTAR
GAMBAR................................................................................................... v
DAFTAR
LAMPIRAN............................................................................................... vi
BAB
I. PENDAHULUAN........................................................................................... 1
BAB
II. MATERI METODE.......................................................................... ............. 4
Materi........................................................................................................................ 4 Metode....................................................................................................................... 4
BAB
III. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 6
Sistem
Digesti Ayam......................................................................................... 6
Sistem
Reproduksi Ayam Betina........................................................................ 11
Sistem
Reproduksi Ayam Jantan....................................................................... 14
Tingkah
Laku Ayam............................................................................................ 16
BAB
IV. KESIMPULAN........................................................................................... 20
BAB
V. DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 21
BAB
I.
PENDAHULUAN
Ayam
termasuk hewan homoiterm dengan tingkat metabolisme yang tinggi, termasuk hewan
yang dapat menjaga dan mengatur suhu tubuhnya agar tetap normal melalui proses
homeostatis. Hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otak, yaitu hipotalamus
untuk mengatur suhu tubuh. Ayam memiliki sistem reproduksi yang berbeda yaitu
pada organ kopulasi yaitu papilla. Sistem pencernaan ayam memiliki perbedaan
pada sekum yang berkembang. Ayam memiliki tingkah laku yang khas dari ternak
lainnya yaitu walking, preening,
foraging, feeding dan drinking.
Sistem
pencernaan merupakan rangkaian proses yang terjadi di dalam saluran pencernaan
ayam untuk memanfaatkan nutrien dari pakan atau bahan pakan yang diperlukan
tubuh untuk hidup, beraktivitas, berproduksi dan bereproduksi. Saluran pencernaan
pada ayam terdiri dari berbagai organ yang berfungsi untuk memecah pakan atau
bahan pakan yang masuk ke saluran pencernaan, menyerap zat gizi yang dibutuhkan
dan membuang sisa yang tidak dapat dicerna. Proses pencernaan meliputi mekanik,
enzimatis dan mikrobiologis yang terbentang dari mulut sampai ke usus besar dan
kloaka. Organ pencernaan pada unggas meliputi mulut, oesophagus, crop, proventriculus, gizzard, usus halus, coecum,
usus besar dan kloaka.
Kompiang (2009), menambahkan sistem pencernaan
berperan vital dalam ekstraksi nutrien dari pakan dan penyerapannya untuk dapat
digunakan oleh sel tubuh. Kunci utama yang terjadi dalam sistem pencernaan adalah
kemampuannya untuk mencerna pakan yang memungkinkan nutrien tersebut diserap
tubuh. Makanan masuk melalui paruh dan melalui oesophagus. Makanan ditampung dalam crop, lalu dilanjutkan melewati proventriculus
yang merupakan lambung sejati pada ayam dan tempat pencernaan enzimatik. Gizzard merupakan tempat pencernaan
mekanik pada unggas, tempat dimana makanan dilumatkan dengan bantuan grit. Usus halus berfungsi dalam
absorbsi nutrien. Coecum merupakan
tempat pencernaan secara mikrobiologis dengan adanya bantuan dari mikrobia
didalamnya. Usus besar merupakan tempat absorbsi air paling besar. Kloaka
adalah saluran terakhir pada pencernaan ayam yang merupakan organ pembuangan.
Makanan yang tercerna akan keluar bersama asam urat, yang menyebabkan sisa
digesti pada unggas berbentuk cair (Priyanto dan Lestari, 2009).
Reproduksi
merupakan peristiwa penting dalam mendapatkan keturunan. Sistem reproduksi ini
dibagi menjadi dua yakni sistem reproduksi betina dan sistem reproduksi jantan.
Sistem reproduksi betina tersusun atas organ-organ yang kompleks antara lain
yaitu ovarium (primer) dan oviduct (sekunder). Ovarium memiliki fungsi yakni sebagai penghasil sel ovum. Ovarium terletak diujung cranial ginjal
dan agak ke kiri dari garis tengah daerah sublumbal cavum abdominalis. Oviduct
ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian yakni infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina. Uterus merupakan bagian belakang oviduct yang melebar yang menerima
transport telur dari isthmus. Vagina yaitu tempat keluarnya telur
terakhir yang nantinya akan dierami. (Toelihere, 2000). Sistem reproduksi ayam
betina yang berkembang dan berfungsi secara normal adalah organ sebelah kiri,
sedangkan organ sebelah kanan mengalami rudimenter.
Sistem reproduksi jantan terdiri dari testis,
vas deferens, dan papillae. Testis pada
unggas berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga
perut. Fungsi utamanya adalah
memproduksi spermatozoa, seminal plasma, dan hormone testosteron. Testis berbentuk lonjong, berwarna
kuning pucat, dan memiliki anyaman pembuluh darah dan berwarna merah
dipermukaan. Vas Deferens didalamnya terdapat sepasang
yang menghubungkan bagian epididimis dengan penis yang berfungsi untuk
menyalurkan sperma. Penis pada unggas biasanya disebut papillae yang pada ternak
unggas tidak bekembang seperi halnya pada ternak lainnya. Bentuknya hanya seperti
papilla dan agak berkembang pada saat kopulasi ke dalam alat reproduksi betina
saat terjadi perkawinan.
Tingkah
laku dapat diartikan sebagai ekspresi seekor hewan yang dituangkan dalam bentuk
gerakan-gerakan akibat pengaruh rangsangan. Rangsangan terbagi dua, yaitu
rangsangan luar dan rangsangan dalam. Rangsangan luar dapat berbentuk suara,
pandangan, tenaga mekanis (cahaya, suhu, dan kelembaban) dan rangsangan kimiawi
(hormon dan saraf). (Rokhman, 2013). Tingkah laku ayam meliputi walking, feeding and drinking, resting,
foraging, dan preening.
Tujuan praktikum dari praktikum Ilmu Ternak Unggas adalah untuk mengetahui efek perbedaan panjang dan berat
organ terhadap fungsi dan performa ayam, serta mengetahui pengaruh
lingkungan terhadap tingkah laku ayam. Manfaat dari praktikum Ilmu Ternak Unggas yaitu dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan panjang dan berat terhadap fungsi dan performa ayam.
BAB II.
MATERI DAN METODE
Materi
Sistem
Digesti Ayam
Alat. Alat
yang digunakan dalam praktikum sistem pencernaan unggas antara lain adalah
pisau scalpel, plastik ukuran 1x1 m,
timbangan listrik, trashbag, pita
ukur,dan lembar kerja.
Bahan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum sistem pencernaan unggas adalah ayam layer
umur 72 minggu dengan berat 1500 gram.
Sistem
Reproduksi Ayam
Alat. Alat
yang digunakan pada praktikum sistem reproduksi unggas antara lain adalah pisau
scalpel, kaca, plastik ukuran 1x1 m,
timbangan listrik, trashbag, pita
ukur, dan gunting.
Bahan.
Bahan yang digunakan pada praktikum sistem reproduksi unggas adalah ayam layer
umur 72 minggu dengan berat 1600 gram.
Tingkah
Laku Ayam
Alat.
Alat yang digunakan saat praktikum tingkah laku ayam adalah stopwatch, dan buku kerja.
Bahan.
Bahan yang digunakan saat praktikum tingkah laku ayam adalah seekor ayam dalam
kandang.
Metode
Sistem
Digesti Ayam
Metode
yang digunakan dalam praktikum sistem pencernaan unggas yaitu ayam layer betina
dipotong dan dikeluarkan organ pencernaannya. Organ pencernaan disusun sesuai
dengan urutannya lalu diukur panjang dan ditimbang beratnya.
Sistem
Reproduksi Ayam
Metode
yang digunakan dalam praktikum sistem reproduks unggas yaitu ayam layer betina
dibedah dan dikeluarkan seluruh organ pencernaan dan reproduksinya. Organ
reproduksi betina kemudian diletakkan diatas alas kaca dan disusun sesuai
dengan urutannya. Organ reproduksi kemudian ditimbang beratnya serta diukur
panjang tiap bagiannya.
Tingkah
Laku Ayam
Metode yang dilakukan
pada praktikum pengamatan tingkah laku ayam adalah pertama ayam yang akan
digunakan disiapkan dalam kandang. Sebelum memulai pengamatan dicatat waktu
pengamatan, suhu kandang, dan kelembaban kandang. Ketiganya menjadi faktor
penting yang mempengaruhi tingkah laku ayam. Setelah mencatat ketiga hal
tersebut, praktikan kemudian membagi tugas untuk pengamatan lama ayam walking, feeding dan drinking, resting, foraging, serta preening.
Pengamatan hanya berfokus pada seekor ayam. Stopwatch digunakan sebagai
pengukur waktu lamanya ayam melakukan kebiasaannya. Setelah dilakukan
pengamatan selama satu jam, masing-masing tingkah laku ayam kemudian di catat
pada buku kerja.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum sistem pencernaan ayam dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa
perbedaan ukuran panjang dan berat organ digesti ayam dengan literatur.
Perbedaan dipengaruhi oleh umur, jenis, pakan, kesehatan, bangsa. Perbedaan
yang ada dapat menurunkan ataupun menaikan performa ayam tersebut.
Berdasarkan praktikum sistem
reproduksi ayam dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbadaan ukuran panjang dan berat masing – masing organ reproduksi ayam dengan
literatur yang ada. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh umur, morfologi
ayam, pakan yang dikonsumsi, dan kondisi kesehatan ayam. Efek dari perbedaan ukuran organ memberikan
pengaruh pada produktivitas, berupa penambahan pola konsumsi pakan ternak,
bobot tubuh, dan bobot telur.
Berdasarkan
praktikum tingkah laku ayam dapat disimpulkan bahwa tingkah laku ayam
diantaranya meliputi preening, feeding and drinking, foraging, resting dan walking. Tingkah laku ayam tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan eksternal seperti suhu, kelembaban, kepadatan kandang, nutrisi dalam pakan, pencahayaan, serta faktor lingkungan internal seperti status
fisiologis seperti usia, jenis kelamin, dan kesehatan. Intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap
aktivitas dan tingkah laku ayam, intensitas cahaya yang tinggi akan
meningkatkan aktivitas dan produktivitas ayam, sedangkan intensitas pencahayaan
yang rendah akan mengurangi aktivitas dan prooduktivitas ayam.
Download Dokumen ini dengan klik DISINI ....