LAPORAN PRAKTIKUM INDUSTRI MAKANAN TERNAK "TEST SEKAM
DAN AFLATOKSIN"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung
mempunyain peranan penting di sector pertanian dan dalam perekonomian
masyarakat. Jagung merupakan sumber bahan baku utama dalam industry pakan
unggas (50%),
sumber bahan pakan yang berkualitas (80-100 t/ha), sebagai bahan pakan pokok
bagi masyarakat di berbagai daerah di kawasan timur Indonesia, serta penyumbang
kedua setelah padi dalam pendapatan domestic bruto. Menyelamatkan jagung dari
serangan jamur penghasil racun alfatoksin harus dimulai dari panen. Pengawasan
mutu bahab baku harus dilakuakan secara ketat saat penerimaan dan penyimpanan.
Pemilihan dan pemiliharaan kualitas bahan baku menjadi tahap penting dalam
menghasilkan ransum yang berkualitas tinggi. Kualitas ransum yang dihasilkan
tidak akan lebih baik dari bahan baku penyusunnya
Kontaminasi
alfatoksin pada pakan ternak di Indonesia sangat mungkin terjadi dan dapat
mempengaruhi kesehatan dan proooduktivitas ternak. Untuk mengurangi akibat yang
merugikan, maka peraturan yang berkaitan
dengan mutu pakan telah dikeluarkan pemerintah. Selain itu control kualitas
pakan secara kontinyu menjadi penting , dan memerlukan metoda analisis yang
sederhana, cepat, sensitive dan murah.
Oleh
karena itu, perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan
sekam dalam dedak normal atau tidak. Tes sekam dapat dilakukan dengan larutan
pholoroglucianol 1%. Sekam dari dedak padi akan berwrna merah jika terendam
dalam larutan phloroglucianol 1%. Sebaran warna merah menandakan kadar sekam
dari dedak padi tersebut.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dari praktikum kadar alfatoksin ini adalah mahasiswa dapat mengeetahui jumlah
partikel jagung yang terpendar sedangkan manfaatnya adalah praktikan dapat
mengetahui perbandingan-perbandingan kadar alfatoksin dari berbagai poultry
shop di Jambi.
Tujuan
praktikum tes sekam ini yaitu untuk mengetahui kualitas dedak yang digunakan,
untuk mengetahui bagaimana cara mengukur kadar sekam yang terdapat dalam dedak
dan untuk mengetahui berapa nilai kadar sekam itu sendiri.
Manfaat
yang diperoleh dari praktikum ini yaitu dapt menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mahasiswa tentang pengukuran kualitas bahan pakan, serta dapat menilai
dan mengetahui pakan sekam yang berkualitas bagus dan bernutrisi tinggi.
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Industri Makana Ternak ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 21 Mei
2014, Pukul 14.00 WIB s/d selesai, bertempat di Laboraturium Nutrisi Makanan Ternak Fakultas
Universitas Jambi.
3.2 Materi
Alat dan bahan digunakan pada praktikum ini adalah ayakan mesh 40, timbangan,
cawan petri, spuilt plastik, dedak padi, larutan ploroglusianol, HCL pakat, etanol, aquades,
lampu ultra violet, nampan dan jagung pilin.
3.3 Metoda
Metoda yang digunakan dalam menetukan kadar alfatoksin yaitu giling kasa jagung
tanpa memakai saringan jagung utuh sebanyak 800 gram, letakan dalam nampansegi empat
secara merata, latakan lampu ultra violet diatas nampan dan hitung jumlah partikel jagung yang
berpendar seperti kunang-kunang.
Metoda membuat larutan phloroglucianol 1% adalah menimbang phloroglucianol 25
gram, menambahkan HCL pekat 180 gram dan etanol 500 ml dan menambahkan aquades
sampai 2,5 liter. Kemudian, larutan phloroglucianol 1% yang sudah jadi di simpan dalam botol
gelap dan siap pakai. Jika berubah jadi warna merah, larutan telah rusak dan tidak akurat lagi.
Untuk mengantisipasinya yaitu buat larutan sesuai kebutuhan.
Metode membuat sekam standar yaitu dengan mengayak dedak padi dengan ayakan
mesh 40, yang lolos adalah dedak padi sekam, meninmbang sekam yang sudah sigiling halus
sesuai standar yang diinginkan yaitu 10 gram, 15 gram , 20 gram, kemudian mencampurkan
sekam dengan dedak padi tanpa sekam tersebut.
BAB III
MATERI DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Industri Makana Ternak ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 21 Mei
2014, Pukul 14.00 WIB s/d selesai, bertempat di Laboraturium Nutrisi Makanan Ternak Fakultas
Universitas Jambi.
3.2 Materi
Alat dan bahan digunakan pada praktikum ini adalah ayakan mesh 40, timbangan,
cawan petri, spuilt plastik, dedak padi, larutan ploroglusianol, HCL pakat, etanol, aquades,
lampu ultra violet, nampan dan jagung pilin.
3.3 Metoda
Metoda yang digunakan dalam menetukan kadar alfatoksin yaitu giling kasa jagung
tanpa memakai saringan jagung utuh sebanyak 800 gram, letakan dalam nampansegi empat
secara merata, latakan lampu ultra violet diatas nampan dan hitung jumlah partikel jagung yang
berpendar seperti kunang-kunang.
Metoda membuat larutan phloroglucianol 1% adalah menimbang phloroglucianol 25
gram, menambahkan HCL pekat 180 gram dan etanol 500 ml dan menambahkan aquades
sampai 2,5 liter. Kemudian, larutan phloroglucianol 1% yang sudah jadi di simpan dalam botol
gelap dan siap pakai. Jika berubah jadi warna merah, larutan telah rusak dan tidak akurat lagi.
Untuk mengantisipasinya yaitu buat larutan sesuai kebutuhan.
Metode membuat sekam standar yaitu dengan mengayak dedak padi dengan ayakan
mesh 40, yang lolos adalah dedak padi sekam, meninmbang sekam yang sudah sigiling halus
sesuai standar yang diinginkan yaitu 10 gram, 15 gram , 20 gram, kemudian mencampurkan
sekam dengan dedak padi tanpa sekam tersebut.