LAPORAN_AKHIR_PRAKTIKUM_ILMU_BAHAN_MAKANAN_TERNAK
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam telah memberikan beragam bahan pakan baik yang
konvensional maupun yang baru dari hasil olahan industri pakan ataupun pangan.
Dari berbagai bahan pakan yang ada agar bahan pakan tersebut tidak dikembari
oleh bahan pakan yang lain untuk itu dilakukan pemberian nama bahan pakan (
nomenklature ) baik hijauan ataupun lainnya. Kesulitan dalam mengidentifikasi
dengan cara pemberian nama kepada setiap bahan makanan dan memberi kepastian bagi
standardisasi internasional dalam menentukan bahan makanan.
Nomenklatur juga perlu diketahui untuk memberi penjelasan
tentang identifikasi bahan makan ternak. Pemberian tata nama Internasional
didasarkan atas enam segi atau faset, yaitu: (1) asal mula, (2) bagian untuk
ternak, (3) proses yang dialami, (4) tingkat kedewasaan, (5) defoliasi, (6)
grade. Negara Indonesia merupakan negara agraris karena mempunyai berbagai
jenis tanaman yang melimpah dan berpotensi untuk dijadikan bahan pakan ternak.
Metode yang digunakan untuk
mengetahui kualitas pakan adalah uji fisik, kimia, maupun uji mikroskopis.
Secara umum sifat fisik bahan tergantung dari jenis dan ukuran partikel bahan.
Sekurang-kurangnya ada 6 sifat fisik bahan yang penting yaitu berat jenis, sudut
tumpukan, daya ambang, luas permukaan spesifik, kerapatan tumpukan, dan
kerapatan pemadatan tumpukan. Untuk mengetahui sifat fisik suatu bahan maka
perlu dilakukan uji fisik pada bahan tertentu.
Sehingga, mempermudah penanganan, dalam pengangkutan, mempermudah
pengolahan, menjaga hemoginitas dan stabilitas saat pencampuran.
Pelet merupakan bentuk bahan pakan yang
dipadatkan sedemikian rupa dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan
untuk mengurangi sifat keambaan pakan. Keuntungan pakan bentuk pelet adalah
meningkatkan konsumsi dan efisiensi pakan, meningkatkan kadar energi metabolis
pakan, membunuh bakteri patogen, menurunkan jumlah pakan yang tercecer,
memperpanjang lama penyimpanan, menjamin keseimbangan zat-zat nutrisi pakan dan
mencegah oksidasi vitamin. Lebih lanjut keuntungan pakan bentuk pelet adalah 1)
meningkatkan densitas pakan sehingga mengurangi keambaan, mengurangi tempat
penyimpanan, menekan biaya transportasi, memudahkan penanganan dan penyajian
pakan; 2) densitas yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi
pakan yang tercecer; 3) mencegah "de-mixing" yaitu peruraian kembali
komponen penyusun pelet sehingga konsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan
standar. Proses pengolahan pelet terdiri dari 3 tahap, yaitu pengolahan pendahuluan,
pembuatan pelet dan perlakuan akhir.
1.2 Tujuan
Tujuan dari
seluruh rangkaian acara praktikum ilmu bahan pakan adalah sebagai berikut:
a. Praktikan dapat mengetahui dan memahami aturan pemberian nama
bahan pakan
b. Praktikan dapat mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan
peralatan laboratorium ilmu bahan pakan
c. Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan silase
serta evaluasinya
d. Praktikan dapat mengetahui cara pembuatan tepung hijauan dan
konsentrat
e. Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan jerami
amoniasi serta evaluasinya
f. Praktikan dapat mengetahui cara pembuatan pelet dan evaluasinya.
1.3 Manfaat
a.
Manfaat
dari praktikum kali ini adalah agar praktikan dapat memanfaatkan tanaman dan
limbah pertanian disekitar sebagai bahan pakan ternak.
b.
Mengetahui
sudut tumpukan pada setiap bahan pakan.
c.
Mengetahui
berat jenis pada setiap bahan pakan.
d.
Mengetahui
daya ambang pada setiap bahan pakan
e.
Mengetahui
luas permukaan spesifik pada setiap bahan pakan yang sebanding dengan berat
bahan pakan tersebut.
I
METODE DAN CARA KERJA
1.1 Metode
1.1.1
Nomenklatur Hijauan,
Bahan Pakan dan Pengenalan Alat
1.1.1.1.
Nomenklatur Hijauan
Bahan-bahan
yang digunakan pada nomenklatur hijauan adalah sataria ancep, sataria lampung,
rumput benggala, jerami padi, rumput
raja, jerami jagung, daun pepaya, daun pisang, daun singkong, daun gamal, daun
lamtoro, kaliandra, daun waru, daun dadap, daun rami, rumput gajah.
1.1.1.2.
Nomenklatur Konsnetrat
Bahan
– bahan yang digunakan pada nomenklatur hijauan adalah milet, dedak, tepung
jagung, onggok, pollard, tepung limbah soun, CGM, CGF, tepung ikan, bungkil
kelapa, bungkil kedelai, tepung udang, tepung kapur, tepung cangkang udang,
tepung kepala udang, tepung cangkang telur, urea, vitachicks, mollases
1.1.1.3.
Penngenalan Alat
Alat
- alat yang digunakan pada pengenalan adalah Backer glass, Glass ukur,
Erlenmeyer, Cawan porselin, Filler, Pipet seukuran, Pengaduk, SkapulaLabu didih
dan shocklet, Labu kjedhal, Corong, labu seukuran, Tabung reaksi, Rak tabung
reaksi, Cawan petri, Statif,Inkubator, Oven, Waterbath, Condensor, Desikator,
Hot plat, Autoclaf, Bombcalorimeter, Ohous, Destruktor, Pipet tetes,
Seperangkat alat destilasi, Pompa fakum,SWB ( sektor waterbath ).
1.1.2
Pembuatan Silase Dan
Amoniasi
Alat yang digunakan untuk
membuat silase dan amoniasi adalah pisau, gunting, baskom, timbangan, toples,
kantong plastik, lakban, tali rafia, label, alat tulis. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan silase dan amoniasi adalah rumput gajah, jerami padi, urea,
dedak, mollases
1.1.3
Pembuatan Tepung
Hijauan
1.1.4
Evaluasi Silase Dan
Jerami Amoniasi
Alat yang
digunakan untuk membuat pellt adalah penggilingan, timbangan, pemotong pellet
dan menggunakan bahan tepung rumput alam, tepung jerami padi, tepung tulang
ikan, tepung tulang sapi.
1.1.5
Pembuatan Pellet dan
Complite Feed Blok
Alat yang
digunakan dalam evaluasi hasil silase dan amoniati adalah penggiling,hardness
sedangkan bahan yang digunakan adalah silase hijauan, jerami amoniasi dan
pellet.
1.2 Cara Kerja
1.2.1 .Nomenklatur Hijauan, Bahan Pakan dan Pengenalan Alat
1.2.1.1.
Nomenklatur Hijauan
Bahan pakan diambil fotonya.
1.2.1.2.
Nomenklatur Konsentrat
Bahan
pakan diambil fotonya
1.2.1.3.
Penegnalan Alat
Alat – alat diambil f Alat – alat
diambil.
1.2.2 Pembuatan Silase Dan
Amoniasi
1.2.2.1.
Pembuatan Silase
Ditutup
dan harus kedap udara
1.2.2.2.
Pembuatan Jerami
Amoniasi
Masukkan jerami yang sudah dicampur urea
kedalam kantong plastik
Tali kantong plastik yang sudah berisi jerami dengan tali pengikat.
Tali kantong plastik yang sudah berisi jerami dengan tali pengikat.
Dalam mengikaat harus
kedap dengan udara.
1.2.3
Evaluasi Hasi Amoniasi
Jerami, Silase dan Pellet
1.2.3.1.
Pengamatan Secara
Fisik
Mencatat hasil dan ambil gambar/foto
1.2.3.2.
Pengamatan menggunakan
mikroskop
Mencatat hasil.
1.2.3.3.
Pengamatan Secara
Kimiawi
Mencatat
hasil.
1.2.4
Pembuatan Tepung
Hijauan
digiling
dengan mesin penggiling hingga bobot tepung 1 kg
rumus-rumus
:
1.2.5
Pembuatan Pellet
Timbang
bahan pakan sesuai formula dan campurkan secara merata.
Steam
campuran pakan sampai gel keluar.
Masukan
campuran bahan dalam alat pellet.
Potong
pellet sesuai ukuran yang dikehendaki.
Keringkan
pellet. Masukan pellet dalam wadah.
Download Dokumen ini dengan klik DISINI ....