PENGARUH
LAMA FERMENTASI JERAMI JAGUNG DENGAN
Trichoderma
Harzianum TERHADAP KECERNAAN BAHAN
KERING,
BAHAN ORGANIK, SERAT KASAR
SECARA In
Sacco
Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Jambi Alamat Kontak :JL.
Jambi – Ma.
Bulian KM 15 Mendalo Darat, Jambi 36361
ABSTRAK
Kata kunci:
Trichoderma Harzianum , Jerami Jagung, KcBK, KcBO dan KcSK
Keterangan :1) pembimbing utama
: 2) pembimbing pendamping
PENDAHULUAN
Jerami
jagung adalah bagian batang dan daun yang dibiarkan mengering di ladang dan dipanen
ketika tongkol jagung dipetik. Limbah dari
tanaman jagung dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak ruminansia.
Menurut Rohaeni et al,. (2004) bahwa
produksi jerami jagung (daun dan batang) dalam 1 ha tanaman jagung adalah 12,19
ton dalam bentuk segar. Dengan luas
panen jagung adalah 1661 Ha, produktivitas sebesar 54,95 Kw/Ha, dan produksi
jagung sekitar 51.712 ton, maka
produksi jerami jagung di Jambi adalah 20247,59 ton (Badan
Pusat Statistik, 2015).
Kandungan
nutrisi jerami jagung mengandung bahan kering 60%, protein 3,3%, abu 4,4%,
serat kasar 20,2%, dan lemak 0,7% (Lubis, 1992). Pemanfaatan jerami jagung
sebagai pakan ternak memiliki kendala, yaitu kandungan serat kasar yang tinggi
sehingga menyebabkan kecernaan rendah. Hal ini disebabkan oleh karena dinding
selnya sudah mengalami lignifikasi sehingga selulosa dan hemiselulosa terikat
oleh lignin. Untuk itu perlu ditingkatkan kandungan nutrisi jerami jagung
dengan sentuhan teknologi pakan seperti fermentasi. Dalam
proses fermentasi dapat digunakan berbagai mikroorganisme, salah satunya adalah
kapang Trichoderma Harzianum.
Trichoderma Harzianum merupakan salah satu kapang yang banyak menghasilkan enzim selulase
ekstraseluler. Dimana kandungan selulosa yang tinggi dari bahan akan
memungkinkan dihasilkannya sumber karbon bagi pertumbuhan mikroorganisme
tersebut melalui biokonveksi (Fardiaz, 1992). Trichoderma Harzianum mempunyai aktivitas
selulolitik yang lebih tinggi dibandingkan dengan Trichoderma
koningii atau Trichoderma viridae
Ginting dan Krisnan (2006),.
Dalam pelaksanaan fermentasi, lama
fermentasi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Lama fermentasi
yang singkat mengakibatkan terbatasnya kesempatan dari mikroorganisme untuk
terus berkembang, sehingga komponen substrat yang dapat dirombak menjadi massa
sel juga akan sedikit tetapi dengan waktu yang lebih lama berarti memberi kesempatan
bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak (Fardiaz, 1992).
Diharapkan
dengan fermentasi ini akan meningkatkan
nilai gizi dan juga kecernaan zat makanan terutama bahan kering ,bahan organik
dan serat kasar jerami jagung fermentasi. Fermentasi tergantung kepada lama
waktu inkubasinya.
MATERI
DAN METODA
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Nutrisi Ruminansia dan kandang percobaan Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 07 Oktober 2016 sampai dengan 12 desember
2016
Materi dan Peralatan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah
jerami jagung, Trichoderma Harzianum,
urea, molases, perlengkapan fermentasi dan sapi bali berfistula yang
dikandangkan berukuran 2x2 m yang sudah diberikan tempat makan dan minum serta
pakan hijauaan seperti rumput gajah, rumput kumpe dan lain-lain. Pakan tambahan
atau konsentrat yang diberikan berupa dedak, bungkil kedele, ampas tahu, dan
garam. Peralatan yang digunakan adalah timbangan pakan dan peralatan
laboratorium seperti , timbangan analitik, oven, tanur, termometer. Seperangkat
alat untuk in sacco (kantong nilon,
tali nilon, selang plastik, karet perekat, dan karet penggantung).
Pelaksanaan
penelitian
Larutan Starter
Larutan
starter untuk fermentasi disiapkan dengan cara mencampurkan 2,5 gr urea, 2,5 gr
molases, dan 2,5 ml Trichoderma Harzianum
kemudian diencerkan menjadi 20 ml,
sesuai dengan prosedur (Supryati, et al.,2010).
Fermentasi Jerami Jagung
Jerami
jagung yang akan di gunakan terlebih dahulu dipotong potong dengan ukuran ± 5-10 cm, kemudian di Semprot larutan
starter 20 ml untuk 1 kg jerami jagung.
Setelah disemprotkan kemudian difermentasi
4, 8, 12, 16 hari dalam silo berupa stoples. Setelah dibongkar di jemur
dan digiling.
Metode In Sacco
Untuk mengukur kecernaan jerami jagung dilakukan dengan metode in sacco atau nilon bag technnique
(Orskov et al, 1980), 5 gram sampel
jerami jagung yang telah disiapkan dimasukkan kedalam kantong nilon dengan
ukuran 100 x 50 mm dan di inkubasi ke dalam rumen sapi dengan waktu 72 jam.
Setelah keluar dari rumen, kantong nilon yang keluar residu di cuci dengan air
mengalir sampai air cuciannya jernih. Kemudian masukkan kedalam oven suhu 60oC
selama 24 jam. Kantong nilon beserta isi sampel didalamnya dimasuk kedalam
desikator selama 30 menit. Lalu ditimbang menggunakan neraca analitik. Setelah
itu dianalisis bahan kering, bahan organik dan serat kasar.
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Sebagai perlakuan adalah lama waktu
fermentasi sebagai berikut:
O. Lama Fermentasi 0 Hari
O. Lama Fermentasi 0 Hari
A.
Lama Fermentasi 4
Hari
B.
Lama Fermentasi 8
Hari
C.
Lama Fermentasi 12
Hari
D.
Lama Fermentasi 16
Hari
Peubah yang Diamati
Peubah
yang diamati adalah Kecernaan Bahan Kering(KcBK), Kecernaan Bahan Organik
(KcBO), Kecernaan Serat Kasar (KcSK).
Analisis Data
Data
yang diperoleh dari setiap peubah yang diamati dianalisis dengan menggunakan
analisis ragam (ANOVA), jika analisis memperlihatkan pengaruh nyata (P<0,05)
maka dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (Steel dan
Torrie, 1993).
Download Dokumen ini dengan klik DISINI ....